Profil Kelurahan Kayumalue Pajeko

1.Gambaran Umum

1.1.  Sejarah singkat Kelurahan kayumalue Pajeko

            Dahulu  Kelurahan Kayumalue Pajeko merupakan suatu kerajaan kecil yang di huni oleh suku kaili sejak penjajahan Belanda , Kerajaan ini dulunya disebut Kerajaan KUMBILI pada abad ke – 16 yang di kuasai oleh TO OGELELE ( Nama aslinya Matende Lembah ) namun setelah anaknya yaitu  SINOMBILI berubah menjadi Kayumalue.

            Asal mula nama Kayumalue adalah diambil dari kata “  KANA NOLUE “ yang artinya ” Rambut Sinombili ”  ( Anak TO OGELELE ) terkulai kedepan dan ada juga yang mengartikan KAYU NOLUE artinya ’’ Kayu Keras ’’ , Malue yang artinya tidak mau tunduk Bahasa yang di gunakan oleh masyarakat kayumalu yaitu Bahasa ” Kaili Doi” Adapun mata pencaharian masyarakat  kayumalue pada masa itu Bertani , berkebun dan peternakan.

            Dari hasil devensi di atas kayumalue merupakan nama yang berubah pada saat SINOMBILI beruasa yang mempuanyai arti ” KANA NOLUE ’’ dan KAYU NOLUE’’. Sedangkan Pajeko merupakan  bajak alat alat untuk membajak , pada abad Ke 16 dimana Raja Gowa merasa di lecehkan kekuasaanya oleh TO’OGELELE

            Pada awal Tahun 1903 Kayumalue dimekarkan menjadi sebuah desa dan selanjutnya pada akhir tahun 1930 Desa Kayumalue dimekarkan Kembali menjadi dua desa yaitu Desa Kayumalue Pajeko dan Desa Kayumalue Ngapa , Kemudian pada tahun 1948 – 1964 , Desa Kayumalue Pajeko dan Desa Kayumalue Ngapa menyatu Kembali menjadi Desa Kayumalue , selanjunya  Pada tahun 1965 terjadi lagi perubahan pemisahan wilayah yaitu Desa Kayumalue Pajeko dan Desa Kayumalue Ngapa sampai Sekarang.

            Dari Pemaparan diatas kayumalue telah terjadi perubahan – perubahan pemekaran Desa , Berikut nama – nama kepala Desa Kayumalue Sebelum di mekarkan :

  1. Bera Sura                                             ( Kayumalue )
  2. Tandjon Mbulu                                                ( Kayumalue )
  3. Lakairi                                                 ( Kayumalue )
  4. Badora                                                 ( Kayumalue )
  5. Latomaria                                            ( Kayumalue )
  6. Tjotjo                                                   ( Kayumalue )
  7. Lamakasusa                                         ( Kayumalue )
  8. Djobulu                                               ( Kayumalue )
  9. Daeng Mawasa                                                 ( Kayumalue )

Sesuai undang – undang No 4 Tahun 1994 Tentang Pembentukan Kota Madya Dati II , maka Kota Palu menjadi Kota Madya , sehingga berdasarkan peraturan pemerintah No 5 Tahun 1980 tentang peningkatan status Desa Menjadi Kelurahan dan berdasarkan surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sulawesi Tengah Nomor : 141 / 3522 / RO. Dengan sendirinya Status Desa Kayumalue pajeko berubah menjadi Kelurahan Kayumalue Pajeko.

Dengan berubahnya Status kayumalue Pajeko Menjadi Kelurahan Kayumalue Pajeko maka dengan sendiri Kelurahan tersebut di pimpin oleh seorang Lurah sebagai Pemegang Wilayah Kelurahan , dan berikut nama – nama Lurah setelah perubahan Desa Kayamalue Pajeko Menjadi Kelurahan Kayumalue Pajeko :

  1. Aminullah Dg. Sau , S.Sos                                     ( 2002 )
  2. Singgih Prasetyo , S.STP                                        ( 2002 s/d 2004 )
  3. Abas Rusli , S.Sos                                                  ( 2004 s/d 2007 )                                
  4. Yohan Wahyudi , S.STP                                        ( 2005 s/d 2007 )
  5. Randy Prasetyo , S.STP                                         ( 2007  s/d 2014 )
  6. Roy Topan Sanjaya , S.STP                                               ( 2014 s/d 2017 )
  7. Aan Hariawan , SE                                                            ( 2017 s/d 2021 )
  8. Muhammad Iqbal , S.Sos                                       ( 2021 s/d 2023)

Santi, SE                                                                      ( 2023 sampai sekarang)